Jumat, 27 September 2013
Senin, 23 September 2013
Frieska Anastasia Laksani;Dibawah Bayang-Bayang Center JKT48
Frieska Anastasia Laksani;Dibawah Bayang-Bayang Center JKT48
Seluruh fans JKT48 tentu kenal Melody. Tapi gimana dengan Frieska? Ya, Frieska Anastasia Laksani, atau yang akrab disapa Frieska, adalah adik kandung dari Melody. Sayangnya, status underrate kerap melekat pada gadis kelahiran 4 Maret 1996 ini. Padahal, pecinta cookie monster ini punya banyak keunikan dibanding member member lainnya. Apa aja contohnya?
- Sering dibilang ansos. Ketika ditanya kenapa dia ansos (anti sosial), Frieska menjawab, “Katanya, sih gara-gara hobinya menyendiri. Padahal karena aku enggak suka berisik.” Jadi, kalian jangan bikin keributan, ya kalau deket Frieska.
- Enggak peduli Senbatsu. Mungkin bukan enggak peduli, tapi mencoba untuk sewajarnya. Pas ditanya soal perasaannya ketika enggak terpilih jadi Senbatsu RIVER, dia menjawab, “Biasa aja, tuh.” Dan ketika fansnya berharap dia jadi Senbatsu di next single, Frieska menjawab, “Kenapa harus Senbatsu?” Mungkin Frieska lebih senang jadi member biasa.
- Pendidikan itu utama. Mpris - sapaan akrab Frieska, ternyata mengedepankan urusan akademis. Dia enggak pernah mengorbankan waktu sekolahnya. Saat member lain ikut homeschooling, dia enggak latah ikut-ikutan. Persiapan SBMPTN pun diikuti dengan baik. Sayang, masuk PTN idaman belum jadi rezekinya. Tapi tetap salut untuk Frieska yang mementingkan pendidikan formal di atas gemerlapnya dunia entertain.
- Males-malesan. Perhatiin kalau Frieska perform di Theater. Pasti gerakan dia yang paling males-malesan dibanding member lain. Ini yang sering dikeluhkan-sekaligus jadi daya tarik bagi para fansnya Frieska. Banyak fans Frieska yang bilang, “Gemes banget kalau Frieska udah ngeluarin muka dan gerakan malesnya.”
Keunikan di atas rupanya belum mampu menolong Frieska yang masih tenggelam dibawah bayang-bayang kakak kandungnya, Melody. Banyak fans yang menyukai Frieska karena dia adalah adik Melody. Yang membandingkan mereka berdua juga banyak. Jelas Frieska masih jauh di bawah Melody. Karena pada dasarnya, Frieska ikut audisi JKT48 karena mengikui sang kakak. Bahkan ada rencana ketika Melody enggak terpilih, Frieska akan mengundurkan diri. Dan akhirnya keduanya pun terpilih.Namun, Frieska tetap memiliki pesona dan kehebatannya sendiri. Penampilannya sangat memukau ketika perform di unit Temodemo no Namida bersama Melody. Banyak fans mengatakan itu adalah Temodemo terbaik yang pernah ada di setlist Pajama Drive JKT48. Penampilan Frieska di unit Tsundere, pun berhasil membuat Melody speechless dan histeris.Selain bisa menampilkan sisi beda dari dirinya di unit Tsundere, Frieska juga piawai di unit Manatsu no Christmas Rose. Bisa dibilang unit ini sangat cocok dengan pembawaan Frieska dan merupakan salah satu yang terbaik. Dengan gerakan khas sundanya, Frieska selalu bisa memukau penonton.Berkat adanya Pajama Drive Revival Show, Frieska kembali memiliki kesempatan menampilkan kebolehannya di unit Kagami no Naka no Jean D’Arc. Unit yang sama sekali berbeda dengan kepribadiannya. Namun, kali ini Frieska harus perform tanpa si kakak. Semoga ini menjadi titik balik bagi Frieska agar bisa lepas dari bayang-bayang Melody.Intinya, setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jangan pernah membandingkan satu sama lain. Karena sekalipun mereka kakak beradik pasti memiliki karakter yang berbeda. Teruslah berusaha dan menjadi semakin berkembang ya, fries!
Jumat, 13 September 2013
Lirik Lagu JKT48-First Rabbit (Kelinci Pertama)
Lirik Lagu JKT48-First Rabbit (Kelinci Pertama)
Suatu hari di dalam hutan ditemukan
Lubang yang berlanjut terus entah kemana
Di depan kegelapan teman disekitarku
Hanya terdiam mengintip tanpa bergerak
Entah mengapa dada ini bergetar
Ku kan jadi pertama yang berlari
Aku tidak takut pada luka dan sakit
Apa yang terjadi ku tak kan gentar
Pergi untuk mencari impian milikku
Ayo jadi kelinci yang pertama
Daripada berbicara sok tahu tentang
Hal yang asing bagimu ayo mandi lumpur
Di malam sendirian bintang kan jadi teman
Tinggalkanlah jejak langkah diri sendiri
Walaupun jadi sekhawatir apapun
Ku berlari lebih dari siapapun
#
Setiap terluka jadi makin dewasa
Air mata mengalir dada terasa sakit
Meski begitu ku tetap takkan menyerah
Ayo jadi kelinci yang pertama
Siapapun pastilah dapat merasakan
Bahwa dirinya hidup saat darahnya mengalir
Jangan sia-siakan nyawamu
Aku tidak takut pada luka dan sakit
Apa yang terjadi ku tak kan gentar
Pergi untuk mencari impian milikku
Meskipun ada yang menghalangi
untuk sampai ke tujuan
back to #
Lubang yang berlanjut terus entah kemana
Di depan kegelapan teman disekitarku
Hanya terdiam mengintip tanpa bergerak
Entah mengapa dada ini bergetar
Ku kan jadi pertama yang berlari
Aku tidak takut pada luka dan sakit
Apa yang terjadi ku tak kan gentar
Pergi untuk mencari impian milikku
Ayo jadi kelinci yang pertama
Daripada berbicara sok tahu tentang
Hal yang asing bagimu ayo mandi lumpur
Di malam sendirian bintang kan jadi teman
Tinggalkanlah jejak langkah diri sendiri
Walaupun jadi sekhawatir apapun
Ku berlari lebih dari siapapun
#
Setiap terluka jadi makin dewasa
Air mata mengalir dada terasa sakit
Meski begitu ku tetap takkan menyerah
Ayo jadi kelinci yang pertama
Siapapun pastilah dapat merasakan
Bahwa dirinya hidup saat darahnya mengalir
Jangan sia-siakan nyawamu
Aku tidak takut pada luka dan sakit
Apa yang terjadi ku tak kan gentar
Pergi untuk mencari impian milikku
Meskipun ada yang menghalangi
untuk sampai ke tujuan
back to #
Categories
JKT48,
Lirik Lagu
Sabtu, 07 September 2013
Kamis, 22 Agustus 2013
Sahabat Sejati?
Shania dan Ayana
adalah sepasang sahabat. Mereka telah menjalin persahabatan sejak mereka masih
duduk di bangku Sekolah Dasar. Shania lebih muda dari Ayana, namun selisih umur
mereka tidak begitu jauh, hanya beberapa bulan.
Persahabatan
mereka terlihat sangat dekat meskipun mereka memiliki banyak sekali perbedaan.
Shania memiliki postur tubuh yang tinggi, sedangkan Ayana memiliki postur tubuh
yang lebih pendek darinya. Shania memiliki keluarga yang harmonis, dia hidup di
lingkungan keluarga yang sehat dengan kebutuhan sehari-hari yang lebih dari
cukup. Hal itu berbanding terbalik dengan Ayana, ia hidup di keluarga yang
sudah terpecah-belah. Ibunya meninggal 5 tahun yang lalu akibat kecelakaan. Dia
hanya tinggal bersama ayahnya yang mengidap penyakit stroke dan hanya hidup
mengandalkan gaji pensiunan milik ayahnya. Ayana sebenarnya memiliki seorang
adik perempuan, namun dia telah meninggal dunia beberapa bulan yang lalu akibat
terserang penyakit demam berdarah.
Sifat Shania dan Ayana
juga sangat bertolak belakang. Ayana adalah seorang yang sabar, seseorang yang
selalu lebih mementingkan kepentingan oranglain daripada kepentingan dirinya
sendiri. Sedangkan Shania, sifatnya berbanding terbalik dengan Ayana. Shania
mungkin telah terbiasadiperhatikan, bukan memerhatikan. Dia memang anak yang
paling disayang dikeluarganya. Nggak heran, dia adalah anak bungsu dari tiga
bersaudara. Usianya terpaut jauh dengan dua orang kakanya. Dimanapun kapanpun
selain dirumahnya dia juga dapat beradaptasi dengan baik. Kehebatannya bergaul
dan parasnya yang cantik membuat hamper semua orang yang mengenalnya dapat
menjalin hubungan baik dengannya, lain dengan Ayana yang sangat sulit untuk
bergaul. Bagi Ayana, Shania-lah sahabat satu-satunya yang dia miliki.
~oOo~
Kini mereka
berdua telah duduk dibangku kelas XII SMA. Entah merupakan kebetulan atau
bukan, semenjak duduk dibangku Sekolah Dasar mereka selalu saja mendapat kelas
yang sama. Ayana duduk dimeja tepat di depan guru seorang diri, karena hari itu
Shania sedang lebih dekat dengan temannya yang lain dikelas itu. Namun, jika
Shania sudah merasa bosan dengan semua orang dikelas itu, maka ia akan kembali
duduk bersama dengan Ayana. Nah, jika hal itu terjadi, ketika sahabatnya Shania
kembali menganggapnya sebagai seorang sahabat, dia pasti akan mencatat nya
disebuah buku kecil, seperti buku diary miliknya. Warnanya biru muda bergambar
bunga, pita, dan dua burung dara yang sedang terbang. Sebenarya itu adalah buku
lama yang dimiliknya semenjak dia masih sebagai murid Sekolah Dasar. Dia
membelinya di sebuah toko ketika pergi ke Bandung bersama ayah dan ibunya. Dia
membeli 2 buku yang sama, yang satu diberikannya kepada sahabatnya Shania,
namun Ayana sudah sangat lama tidak pernah melihat Shania membawa buku kecil
itu. Yang satu lagi tentu untuk dirinya sendiri, dan akhirnya buku itu menjadi
tempatnya menuliskan ceritanya bersama Shania, hanya bersama Shania. Tekadang
pula ia hanya menuliskan tentang Shania saja dalam buku itu.
‘Januari 25, 2012…… Hari ini Shania
duduk bersama Uzima. Ini adalah kali ke- 16 dia berpindah duduk selama kami
bersekolah di SMA ini.
Ayana menulis
perlahan, ditutupnya kemali buku itu setelah dia selesai menulis. Matanya kembali
bergerilya mencari Shania. Setelah dia menemukan sosok cantik itu dia
menancapkan pandangannya pada Shania. Kemanaun Shania pergi, maka disanalah ia
akan mengalihkan pandangannya.
~oOo~
Pagi hari ketika
pelajaran B.Indonesia sedang berlangsung seorang tetangga Ayana menghampiri ke
kelasnya. Guru B.Indonesia, Bu Rosani yang sedang mengajar di kelas Ayana pun
menyambut. Mereka berbincang bincang di depan pintu kelas. Ayana yang semakin
terbenam dalam kepenasarannya hanya bisa diam, dipandangnya arah depan pintu
tempat gurunya dan tetangganya berbicara.
“Ayana …!”
kata Bu Rosani yang masih berdiri didepan pintu, menatap kearah tempat
duduk Ayana.
Ayana yang kaget
mendengar suara gurunya langsung meninggalkan bangkunya dan menuju pintu.
“Berbenahlah” Bu Rosani berbisik kepada Ayana.
Ayana masih beum mengerti, namun belum juga
dia gerakan mulutnya untuk meminta penjelasan Bu Rosani kembali mengulangi perkataannya
“Berkemaslah,
nanti saudaramu ini yang akan menjelaskannya padamu”
Akhirnya Ayana
menuruti perintah gurunya. Dia kembali ke bangku tempat duduknya dan mengemasi
bukunya. Shania yang hari itu duduk bersamanya juga menjadi bingung.
“Ayana, ada apa?”
“Aku juga belum
tahu.” Ayana menjawab ringan sambil mengemasi bukunya.
“Doakan saja
semuanya akan baik-baik saja.” Ayana tersenyum dan beranjak dari bangkunya.
“Pastinya,
hati-hati ya” Shania membalas, dan Ayana hanya membalas dengan senyuman.
Di luar kelas,
tetangga Ayana menyambutnya. Wanita paruh baya itu menyambut Ayana, kemudian
pamit kepada Ibu Rosani.
Dalam perjalana
menggunakan angkutan umum Ayana dan tentangganya itu masih terdiam, Ayana pun
tidak menanyakan sesuatu, dia mulai berpikir tentang sesuatu yang buruk.
Selintas bayangan ayahnya terlintas dibenaknya. Pikiran itu semakin dan semakin
jelas, walau Ayana berusaha menghilangkan firasal itu, tapi tidak bisa. Ayana
mulai meneteskan air mata, tetangganya yang duduk disebelahnya kemudian
merangkulnya, sepertinya dia sudah tahu apa yang terlintas di pikiran Ayana.
Tangisan Ayana
semakin menjadi ketika sampai di depan rumahnya. Rumahnya terlihat lebih ramai dari
biasanya. Tanpa bertanya kepada siapapun Ayana langsung masuk ke dalam rumahnya
dan menuju kamar ayahnya. Dan benar ayahnya sedang berbaring, tanpa suara.
Ayana tertunduk lemah, air matanya mengalir sangat deras. Perlahan dia
merangkak menuju tempat ayahnya berbaring. Ayahnya masih bernapas, dia masih
bisa bersuara, tapi matanya nggak dapat lagi bergerak.
“Ayana..” ucap
ayahnya terbata-bata.
“Iya yah” Ayana
mendengar ucapan ayahnya dengan seksama.
“Uj,, ujian depan.”
Ayana mencoba
untuk mengerti perkataan ayahnya.
“Kamu..harus
lulus.” ucap ayahnya.
“Ya, ayah Ayana
akan lulus dengan nilai yang memuaskan.”
“Anak-ku
tersayang, jaga dirimu baik-baik.” Dan ayahnya pun menghembuskan nafas
terakhirnya.
“AYAH…!!!” Teriak
Ayana.
Tetangganya
mencoba untuk menenangkannya,
“Ayah…!!!”
Ayana kembali terduduk lemas, dia mencoba melemparkan pandangannya menuju
seluruh penjuru ruangan sempit itu, isak tangisnya terhenti, napasnya tersendat-sendat,
hingga dia tidak mampu menguasai kesadarannya lagi.
Setelah
upacara pemakaman Ayah Ayana selesai, teman teman dan guru-gurunya mengucapkan
rasa duka-cita yang dalam kepadanya. Ayana yang sampai saat itu masih belum
bisa menghentikan tangisnya, menerima belasungkawa mereka dengan baik. Namun
dari sekian banyak teman yang datang, tidak terlihat Shania diantara mereka.
Ayana tahu, bahwa Shania tidak suka acara semacam itu. Ayana pun memakluminya.
‘February 27, 2012…..
Hari ini pemakaman ayahku, dan Shania nggak ada di sini’
Ayana
menulis pada uku kecilnya setelah dia mulai menguasai dirinya. Ayana
membuka-buka buku biru yan tebal itu,
“sudah
hampir habis.” Katanya kepadda dirinya sendiri dengan suara sudah hampir habis.
Dia
membuka kembali halaman demi halaman buku itu.
‘March 28, 2006…. Aku punya 2 diary baru, yang satu buat Shania, yang satu buat aku…’
‘May
1, 2007….. Shania nggak jahat, aku yang salah’
‘May
4, 2007…… Shania sangat baik, dia mau memaafkanku’
Ayana teringat sekilas
dengan kejadian yang terjadi pada kedua kejadian itu. Kejadian sewaktu Shania
ngambek karena dia nggak memperhatikan cerita Shania. Walau sebenarnya, Shania
juga sering nggak memperhatikan Ayana saat dia bicara. Tapi Ayana dapat
mengerti.
‘February
28, 2012…. Bodohkah aku?
~oOo~
Dua bulan kemudian,
ujian kelulusan dimulai. Seluruh siswa dan siswi kelas XII berjuang untuk
mendapatkan hasil yang terbaik, termasuk Ayana dan Shania.
‘April
25, 2012… Seperti ujian-ujian sebelumnya, Shania mengambil jawabanku, dan
menyalinnya…’
‘May 26, 2012… Aku lulus, Shania juga…’
~oOo~
Malam ini diadakan acara perpisahan di SMA tempat
Shania dan Ayana bersekolah selama ini, Mereka berdua menghadiri acara
tersebut, namun mereka nggak datang bersama. Ayana berangkat dari rumahnya
seorang diri, dan Shania berangkat bersama kekasih barunya. Tentu, Ayana tahu
semua itu.
Di tengah pesta itu, semua orang bersenang-senang. Begitu juga dengan Shania, dia seperti seorang artis malam itu. Gaun berwarna merah yang dikenakannya membuatnya terlihat sangat anggun. Mungkin hanya Ayana yang tidak terlihat bahagia saat itu. Wajahnya terlihat pucat. Hal itu membuat Shania berhenti sejenak dalam kesenangannya dan menghampiri Ayana yang tengah duduk di sebuah kursi
“Hey Ayana, aku liat
dari tadi kamu diem aja, kenapa hey?” Tanya Shania
“Tak apa.., Kau tak
mengerti.” Balas Ayana ringan
“Oh, sekarang kamu udah
berani main rahasia-rahasiaan denganku ya?” Shania melanjutkan pembicaraannya,ia
mencoba untuk menggoda Ayana.
“Rahasia? Aku nggak
pernah ingin menyimpan sebuah rahasia pun denganmu, Shania..Kau saja yang nggak
pernah memberiku kesempatan untuk melakukannya.”
Muka Shania berubah, dia
mengerutkan keningnya, dari wajahnya terlihat jelas kebingungannya,
“Hah? Apa maksudmu? Aku
nggak mengerti sama sekali.”
“Dari dahulu, aku juga
tahu kau nggak pernah mengerti aku” Ayana berkata pelan dan datar.
“Aku yang dari dulu
sangat mengertimu, kan? Iya kan?” ucap Ayana
Ayana menengok ke arah
Shania, sedang Shania masih bingung dengan apayang di bicarakan sahabatnya itu.
“Shania, dari semejak
kita bertemu, sadarkah kamu nggak pernah mengerti aku? Kamu nggak tahu kan aku
menyukai pantai? Kau tak tahu kan aku tak suka sandwich yang selalu mamamu
bawakan untuk kita?” Ayana tersenyum ke arah Shania lagi
kemudian melanjutkan
perkataannya, “Tapi aku tahu kau, Shania. Sangat tahu. Sadarkah kamu, kamu
sudah berpindah tempat duduk 24 kali selama kita berada dalam satu kelas yang
sama?”
Ayana menarik napasnya
sejenak, ditundukkan kepalanya dan dia melanjutkan pembicaraannya.
“Dan aku juga sangat
tahu kamu nggak suka upacara pemakaman.” Ayana kemudian terdiam.
“Ayana, maafkan aku, aku
nggak bermaksud untuk nggak menghadiri pemakaman ayahmu.” Shania terbata-bata.
“Nggak apa-apa kok, aku
juga ngerti, Shania.. Aku yang harusnya minta maaf kepadamu. Aku seharusnyatidak
berbica selancang ini padamu. Tapi…”
Ayana menarik napasnya
lagi, dan menghempaskannya perlahan, “Tapi, aku nggak akan bisa bicara seperti
ini selain hari ini…”
Ayana benar benar
membuat Shania menjadi bingung, “Ayana?”
Ayana berdiri dari
tempatnya semula duduk, “Ayahku hanya ingin aku lulus dengan nilai yang bagus.”
Dia menoleh pada Shania,
“Aku pergi dulu Shania,
Sahabatku Maafkan aku .”
Ayana telah
meninggalkannya namun Shania masih, duduk terdiam, dia masih nggak begitu mengerti
apa yang diakatakan Ayana
‘June
16, 2012…. Hari ini, hari pertama aku berkata lancang kepada Shania, dan
Mungkin jadi yang terakhir juga’
Ayana menulis pada buku
biru kecilnya, kali itu di halaman terakhir.
~oOo~
Keesokan harinya, Shaniaterkejut
mendengar bahwa sahabatnya, Ayana telah meninggal dunia. Awalnya dia nggak
mempercayainya hingga Shania akhirnya benar-benar menemui Ayana, sahabatnya itu
terbaring pucat di atas tempat tidurnya. Shania nggak menyangka, upacara
pemakaman pertama yang dia hadiri adalah upacara pemakaman sahabatnya sendiri.
Shania bertanya kepada tetangga Ayana tentang
penyebab kematiannya,
“Dari kemarin Ayanamemang terkena panas tinggi dek…” salah satu tetangga Ayana menjelaskan. “Sudah di bujuk untuk pergi ke dokter, namun dia bilang dia nggak perlu. Saya sendiri juga kaget mengetahui Ayana sudah meninggal pagi-pagi tadi.”
Shania masih tercengang,
dia belum sepenuhnya mempercayai kenyataan.
~oOO~
Setelah upacara
pemakaman Ayana selesai, Shania kembali menuju rumah Ayana. Dialah yang dipercaya
tetangga-tetangga Ayana untuk membenahi barang-barang Ayana, mengingat Ayana
nggak mempunyai siapa-siapa lagi dan Ayana juga selalu bercerita kapada tetangga-tetangganya
tentang Shania.
Shania memulai membenahi
barang-barang Ayana dari kamarnya. Kamar Ayana terlihat sangat bersih, meskipun
berukuran kecil. Semua buku, dan barang-barang di kamar itu telah di pack
dengan sangat rapi, bahkan buku-buku pun telah rapi dimasukkan di dalam kardus,
seolah Ayana telah sangat siap untuk pergi. Hanya ada beberapa benda yang masih
terlihat di meja di kamar itu. Sebuah bolpoint, sebuah gelas berisi air untuk
meletakkan bunga mawar putih yang masih terlihat segar dan sebuah buku tebal
berukuran kecil berwarna biru. Shania mengambil dan mengamati buku itu.
“Ini seperti, hmmm……”
Shania mencoba menebak-nebak,
“Ya, Ini seperti yang
Ayana berikan padaku dulu,Nampaknya Dia masih menyimpannya padahal milikku
telah hilang entah dimana” Dia berbisik pada dirinya sendiri.
Shania membuka buku itu,
semuanya hanya berisi tentang dirinya, Dia terpaku air matanya mengalir ketika
dia membaca tulisan-tulisan tangan singkat pada buku itu.
“Sungguhkah hanya aku
yang dia miliki? Sungguh aku tak tahu maaf, maafkan aku sahabat aku benar-benar
tak pernah mengerti, aku sama-sekali nggak mengerti, Maafkan aku Ayana…”
~SELESAI~
Created by: Muhammad Rizal Dinnur
Categories
JKT48 FANFICT
Sabtu, 03 Agustus 2013
Separuh Aku,Gaby
Separuh Aku, Gaby
“Gab..” Panggilku ke gadis di depanku.
“Apa?” Jawabnya jutek.
“Entar, abis pulang sekolah kemana?”
“Mau tau banget?”
“Iya, mau pulang bareng gak?”
“Gak, gue dijemput Boy.”
“Oh, emang, dia gak kuliah?”
“Rempong deh lo.” Ucap Gaby, dan langung meninggalkanku.
Kepalaku tertunduk lemas setelah mendapat perlakuan itu dari Gaby. Aku berjalan sendiri di lorong sekolah sampai akhirnya ada dia…
“Aa… A.. A, Azzzekk, cinta ditolak, guru BP bertindak.” Ucap Ochi.
“Elu lagi. Dari mana lu?” Tanyaku.
“Kantin, tadi gimana Gaby?”
“Ya… gitudeh.”
“Sebenernya perlakuan tidak menyenangkan dan harapan palsu bisa dihukum pidana loh.” Ucap Ochi dengan percaya diri.
“Gaya lu kayak anak hukum aja.”
“Eh ntar gue mau kuliah ambil jurusan hukum.”
“Iya, hukum rimba sama hukum karma.”
“Boy tuh siapa sih?” Lanjutku.
“Katanya mah pacarnya, anak kuliahan gitu.” Jawab Ochi.
Mendengar itu, akupun tertunduk lemas.
“Woles aja kale, baru pacar, temen gue aja ditinggal tunangan masih tetep usaha.”
“Tau deh, Chi.”
“Gaby mana?”
“Tadi sih udah jalan keluar sekolah.”
Saat aku dan Ochi jalan bersama menuju luar sekolah, teman – temanku bergerombolan keluar sekolah, mereka beramai – ramai menuju sebrang sekolah.
“Gaby!!” Teriakku.
“Aduh, gue panik! Mesti woles, mesti woles!” Ochi terlihat panik.
“Woy bantuin dong! Panggil taksi! Chi sini Chi!” Panggilku ke Ochi.
“Duh, gue lagi woles nih! Sumpah gue woles gak boong!!!” Lanjut Ochi.
“Keadaannya membaik, untung kita cepat mendapatkan donor.” Ucap seseorang berpakaian dokter.
“Ma, makasih dok, tapi saya tetep woles kok.” Ucap Ochi.
Ochi berdiri sendiri, dari ujung lorong Ochi menghampiriku.
“Kok masih lemes sih? Ayo dong semangat.” Ucap Ochi.
“Iya Chi.” Jawabku.
Aku dan Ochi berjalan bersama. Kami meninggalkan lorong itu. Sebelumnya aku sempat menatap ke sebuah ruangan, yang dilapisi dengan kaca. Aku berharap banyak dengan isi dari ruangan itu.
Hari sekolah berjalan seperti biasa. Kulihat Gaby sedang duduk sendiri di tangga sebelah kelasnya.
“Gab..”
“Apa?”
“Udah sembuhan?”
“Lumayan.”
“Kemarin gimana? Udah check up lagi?”
“Cuma bermasalah di darah doang.”
Gaby segera bangun dari duduknya dan meninggalkanku. Aku duduk sendiri di tangga itu.
Jam pelajaran olahrga adalah favoritku. Aku menikmati pemandangan indah kelas olahraga. Gaby duduk bersama teman – temannya.
Aku hanya bisa menatap Gaby dari jauh sambil bermain futsal bersama teman – temanku.
Kenapa Gaby? Ia memegangi perutnya. Ah jangan sampai lagi.
Aku harap tidak terlalu parah.
“Kondisinya makin parah, kita butuh lebih banyak lagi.” Ucap dokter.
“Memang yang tadi saya transfusi masih kurang, dok?” Tanyaku.
“Sudah cukup, tapi untuk berjaga – jaga kalau lukanya terbuka kembali.”
“Semoga tidak.”
“Ya, semoga. Tapi karena kejadian waktu itu cukup parah, lukanya bisa terbuka kapanpun jika ada benturan.”
“Hubungi saya dok, jika butuh lagi.”
“Itu urusan rumah sakit, sudah hampir separuh kamu ada di Gaby.”
Aku tertunduk. Dokter meninggalkanku. Aku kini hanya bisa menatap ruangan Gaby dirawat.
Hari ini Gaby terlihat sudah cukup sehat, semoga tidak terjadi apa – apa lagi pada dirinya.
“Masih sakit gak, Geb?” tanyaku.
“Lo peduli banget yah sama gue?”
“Gak boleh?”
“Ngapain sih lo sok care gitu sama gue? Kayak pernah ngasih sesuatu aja buat gue.”
Lagi – lagi Gaby meninggalkanku.
“Chi, Gaby mana? Gak masuk yah?” Tanyaku.
“Emang lo gak tau?”
“Enggak kenapa?”
“Dia masuk RS lagi.”
“Sekarang Gaby kenapa lagi, Dok?” Tanyaku.
“Ulu hatinya terkena infeksi akibat luka itu, ginjalnya juga kena.”
“Lalu harus apa dok?”
“Butuh donor ginjal pastinya.”
Dengan tatapan penuh harapan, aku menatap mata Dokter.
Aku yang terduduk sendiri dikelas, dihampiri Ochi.
“Udah woles belom?” Tanya Ochi.
“Yang penting dia woles dulu deh.”
“Tapi lo harus ngomong sama dia.”
“Bingung, Chi.”
“Lo harus ngomong sekarang, karena sebentar lagi lo gak akan punya waktu.”
Bu Guru masuk ke kelas, di belakangnya Gaby mengikuti membawa tas. Bu Guru memberikan pengumuman bahwa Gaby akan pindah sekolah ke luar kota. Gaby sempat mengucapkan terima kasih pada teman – teman sekelas.
Gaby keluar kelas sendiri. Ia membawa tas punggunya.
“Bu, saya izin ke toilet.” Aku langsung keluar kelas.
Aku mencari Gaby, semoga aku masih sempat mengejarnya. Gaby masih ada didepan gerbang sekolah.
“Gab..” Panggilku.
“Apa lagi?”
“Makasih.”
“Makasih kenapa?”
“Makasih, udah bisa kenal sama lo.”
“Udah?”
“Lo, udah gak kenapa – napa kan?”
“Hem… udah mendingan, kemarin dapet donor ginjal gatau dari siapa. Tapi gue makasih banget sama tuh orang.”
Mendengar itu, aku memegang perutku dengan tangan kiriku. Aku tersenyum.
“Lo kenapa megangin perut gitu? Laper?” Tanya Gaby.
“Iya, Gab.”
“Yaudah, gue udah dijemput. Maaf yah kalo pernah punya salah sama lo.”
Saat mengucapkan salam terakhir, ia sempat tersenyum manis sekali padaku. Dengan rambutnya yang panjang, senyumnya yang manis. Aku senang bisa melakukan semuanya untuk Gaby. Karena separuh aku, kini ada di Gaby.
***
Categories
JKT48,
JKT48 FANFICT
Jumat, 02 Agustus 2013
Perbedaan Antara Jomblo dan Single
Hey, wassssuup? ;;)
Apa kabarr? Malam-malam gini lagi ngapain nih? Masih jomblo? *eh* ya udah sih, kalo masih jomblo yaa yang tabah ya, lapangkanlah dada kalian, free pukpuk buat kalian yang masih betah ngejomblo. Kayak guee dong, masih single jugaa :| huakaka. Perasaan sama aja deh ya antara jomblo sama single? Weitssss, ya jelas beda dong, beda banged pake 'd'!! Emang perbedaannya apa aja, Nyam? Banyakk lah, masa gitu aja nggak tau? Waah emang dasar jomblo sih muahahahahahaha. Nah pada mau tau nggak perbedaan antara jomblo dan single versi gue? Mau tau banget apa mau tau aja? Heuheu. Check this out:
♥ Dilihat dari susunan hurufnya aja udah jelas-jelas beda. Jomblo itu J-O-M-B-L-O, single itu S-I-N-G-L-E. Beda jauh kan?
♥ Jomblo itu nasip, single itu prinsip B)
♥ Jomblo itu orang yang nggak pacaran selama bertahun-tahun (dari lahir), atau biasanya kita sebut jomhun alias jomblo menahun. Kalo single itu nggak pacaran selama cuma beberapa bulan aja, jadi dia udah pernah pacaran gituu
♥ Jomblo itu ngenes, single itu nggak ngenes, tapi ngeres (?) *eh* *abaikan* *bukan gue*
♥ Jomblo itu suka ngaku-ngaku dirinya single, padahal aslinya sih dia jomblo. Sedangkan single malah biasa aja sama ke-single-annya
♥ Jomblo yang nggak punya-punya pacar emang karena nggak belum ada yang mau. Kalo single nggak mau pacaran emang karena beberapa faktor, mungkin karena pengen fokus ke sekolah. Atau emang nggak belum ada yang mau pacaran sama dia sih yaa -__- *plak*
♥ Jomblo itu nggak ada objek (baca: cewek/cowok) buat dideketin/yang ndeketin. Kalo single sih pasti ada aja sih yang ndeketin wkwk :p
♥ Jomblo itu suka ngeluh kapan dan umur berapa dia bakalan punya pacar, sedangkan single pasti bakalan santai-santai aja dengan status ‘no boyfriend/girlfriend’-nya dia
♥ Jomblo bakalan suka update status atau ngetweet pake bahasa sendu/galau. Sedangkan single nggak kayak gitu, kalaupun ada seorang single yang suka ngetweet galau....... itu sih namanya single berjiwa jomblo. Apalagi ada tuh following gue yang padahal dia taken loh, tapi tiap malem dia selaluu ngetweet galau gitu, tiap hari loh, no absen malah. Hmm kalo itu sih namanya si taken berjiwa jomblo bin ngenes. Udaaaah, kalo pacar lo cuma bisanya bikin lo galau tiap malem, putusin ajaaaaah!! Pacaran kok bisanya bikin ngeness.. ;;) *single sirik* *single provokator* *setan single*
♥ Jomblo nyebut ‘malam Minggu’ dengan sebutan ‘sabtu Malam’ atau ‘sadnite’. Sedangkan single menyebut ‘malam Minggu’ tetap dengan sebutan ‘malam Minggu’ atau ‘satnite’
♥ Jomblo bakalan tidur pas malem Minggu dan bangun tidur pas udah pagi, yaa di Minggu pagi. Kalo single bakalan biasa aja nyambut datangnya malam Minggu, dan bakal disibukin dengan berbagai aktivitas, bisa aja ngopi bareng sama temen sesama single, atau bahkan ngerjain tugas sekolahnya. =
♥ Jomblo bakalan marah kalo dikatain: “Dasar jomblo!” sama temennya, atau bahkan sambil maki-maki misuhi temennya itu. Kalo single sih bakalan stay cool aja kalo dikatain kayak gitu, soalnya dia mikirnya: “Gue kan single. Kalo gue dikatain jomblo, kalem aja. Gue kan bukan jomblo.”
♥ Jomblo itu LOOOOOOOOOOO, iya LOOOOOOO SEMUANYAAAAAA yang lagi baca postingan gue ini. Sedangkan single itu gue :pp
Hmm, gimana? Ini sih cuma pemikiran gue aja ya tentang perbedaan antara jomblo dan single. Mungkin barangkali dari kalian yang jomblo ada yang tersinggung? Yaa maafin ke-sotoy-an gue deeh ya. Ya udaah, jomblo nggak selamanya hina kok. Jomblo nggak selamanya menyedihkan. Jomblo nggak selamanya ngenes kok. Iya, kalo kalian jomblo, nggak usah sedih kali. Jangan meratapi kejombloan kalian itu dengan menggalau, nyilet-nyilet tangan, bershower, ataupun tiduran di tengah rel. Just be happy. Justru dengan nggak adanya pacar, kalian kan bisa bebas berteman sama siapa aja. Bisa deket sama cowok/cewek lain tanpa takut ada yang marahin. Jangan ngeness ya kalian, udah jomblo, eh ngenes lagi. Nggak keren kann? -__- makanya jangan jadi jomblo ngenes ya, jadilah jomblo bahagia. Tapii, gimanapun juga yang namanya jomblo tetep jomblo sih ya. ;p
Bye~ Oyasumi:D
Categories
Lainya
Minggu, 14 Juli 2013
Langganan:
Postingan (Atom)