Label.
Udah jam segini aja ya
Blog Archive
-
▼
2013
(50)
-
▼
Juli
(31)
- JKT48 Mio J
- Photopack Seifuku Flower
- SEBATAS MELODY
- Nabilah,Mau Kemana?
- HANYA TEMAN BIASA
- Lirik Lagu JKT48 - JKT48
- Lirik Lagu JKT48 - JKT Sanjou (JKT Tiba)
- Lirik Lagu JKT48-Viva Huricane
- Not Pianika Aitakatta-JKT48
- Laksani Sister
- FLASHBACK 1stGen JKT48
- Drama Ponytail To Shushu JKT48
- Lirik Lagu Futari Nori no Jitensha
- Fakta Ayana Shahab JKT48
- Fakta JKT48
- Photopack Seifuku JK Nemurihime
- Photopack Seifuku Boku No Sakura
- Photopack Seifuku Gomen Ne Summer
- Ulang Tahun Member JKT48
- Macam Macam Karakter FANS JKT48
- Ciri Ciri FANS JKT48
- Agama Member JKT48
- Apa Arti Wota??
- Photopack Seifuku Blue
- Poster Seifuku Ponytail to Shushu
- Lirik Lagu -Boku No Taiyou[Matahari Miliku]
- Lirik Lagu -Yuuhi wo miteiru ka? (Apakah kau melih...
- Lirik Lagu Kimi Ni Au Tabi Koi Wo Suru [Jatuh cint...
- Lirik Lagu Baby!Baby!Baby! JKT48 |Full Version
- Lirik Lagu 1!2!3!4! Yoroshiku
- Photopack ''Yuuhi Wo Miteiruka''
-
▼
Juli
(31)
About Me
- Unknown
pengunjung tanpa jejak
Minggu, 14 Juli 2013
Kamis, 11 Juli 2013
SEBATAS MELODY
Aku terbangun. Kepalaku masih pusing dan berat, tapi Melody sudah di hadapanku dan tersenyum padaku. Rambutnya yang panjang dan sedikit berwarna hi-lite, senyumnya membuat aku makin semangat untuk beranjak dari kasur.
Kutatap matanya yang terus menatap mataku. Senyumnya kini makin manis. Ku belai sedikit rambutnya. Kini matanya menatap ke jam dinding yang berada di belakangku. Aku mengambil handuk lalu bergegas ke kamar mandi.
Ku starter mobil. Suara Melody kini terbisik di telingaku. Karena masih pagi kubuka kaca mobilku, wajah Melody terpantul di kaca, ia tersnyum kepadaku. Selama perjalanan menuju kampus suara Melody makin merdu.
Sesampainya dikampus aku mencari parkiran. Aku tidak dapat parkir dekat dengan gedung kuliahku. Setengah jam lebih aku mencari parkiran tetap tidak dapat. Sebagai senior aku gagal.
Kuparkir agak jauh dari gedung kuliahku. Lantunan Melody makin pelan. Sebelum keluar mobil, aku memegang pipi Melody dulu, senyumnya makin manis padaku. Aku keluar mobil dan Melody di mobil menungguku. Kubawa berkas fotokopian dan binder saja.
Matahari makin terik. Aku bergegeas menuju mobilku tak sabar bertemu Melody yang menungguku. Dari jauh orang-orang mengerubungi mobilku. Langkahku makin cepet mencari tahu apa yang terjadi. Pintu mobilku terbuka. Tepat pintu mobil tempat duduk Melody menungguku.
“Melody!!” teriakku keras. Orang – orang kerumunan itu melihat ke arahku.
Aku mencari Melody di mobil tidak ada.
“Mana Melody??” tanyaku tegas kepada orang – orang yang berada mengerubungi mobilku.
Satu orang maju kehadapanku dan bicara dengan gugup. Seorang pria, botak, dengan perawakan lebih muda dariku. Ya, itu adalah junior dikampusku. Setiap junior wajib botak di semester pertamanya.
“A..Aku melihat seseorang berjaket jeans biru membawanya”gugup suaranya kepadaku.
“Kemana dia? Apa Melody terluka?” tanyaku sambil menarik kerah bajunya.
“Dia lari, ke arah...” junior itu menunjuk ke arah sebuah gang.
Aku berlari menuju gang itu. Ketika aku ingin masuk ke gang, seorang teman menarikku. “Lo tau kan itu gang isinya preman kampus semua dari macem-macem jurusan?”. Aku menghiraukannya.
“Gue gak rela Melody di ambil sama orang lain.”
Aku memulai langkah di gang itu. Beberapa mahasiswa garis keras menatapku. Badan mereka lebih besar, wajah mereka lebih seram daripada aku. Seorang berbadan besar menghampiriku.
“Ada yang nyasar nih kayaknya..” sapa orang besar itu kepadaku.
“Gue lagi cari Melody.” Ujarku.
“Ha? Melody?” Orang itu heran.
“Bro, apa ada orang yang berperawakan badannya gak lebih tinggi dari gue, pake jaket jeans?” tanyaku pada orang itu.
“Oh..Si Ndeso. Ada urusan apa lo sama dia?”. Jawab pria berbadan besar.
“Dia bawa kabur Melody”. Ucapku.
Pria itu nampak kesal denganku. “Lo daritadi bikin gue bingung, siapa sih Melody? Seberapa penting dia buat lo?”.
Aku mulai kesal, pria itu membuang waktuku. “Melody penting buat gue, elo yang gak penting buang waktu gue”
Pria itu makin kesal. “Ini daerah gue, elo jangan sok jagoan disini, gue jagoannya!!” Pria itu mendorongku keras.
Aku bangun dan menendang kepalanya. Ia tersungkur. Beberapa temannya datang menghampiriku.
Kuambil bambu panjang yang ada di dekat selokan. Kuhantam semua kepala preman katro itu. Keinginanku mengejar Melody sepertinya memberiku kekuatan untuk melawan cecunguk itu. Aku segera berlari.
Nafasku terengah-engah. Kulihat sekelilingku tak ada orang yang mirip dengan si Ndeso. Aku berjalan pelan sambil perhatikan sekelilingku. Di sebuah warung, ada seseorang dengan jaket jeans membeli rokok ketengan. Ia membakar rokoknya, mengembuskan asap. Aku mulai mendekatinya.
“Melody” ucapku kepada pria itu.
Pria itu menatapku. Ia membuang rokoknya dan segera berlari. Aku mengejarnya, demi Melody kukerahkan seluruh tenagaku. Kutangkap pria itu dari belakang. Ia melawan. Tapi aku lebih kuat.
Ku seret dia ke sebuah warung yang tutup. Kutarik kerah bajunya. Kepalanya kujedotkan ke tembok kayu.
“Dimana Melody?” Tanyaku. Pria itu diam.
Aku hantam kepalanya dengan tembok dibelakang kepalanya.
“Dimana Melody?”. tanyaku keras
“Seingin itukah kau memilikinya?” balas si pria berjaket, kali ini aku yang diam.
“Jangan pernah terlalu cinta dengan sesuatu. Jika hilang baru tahu rasanya saat ia tak ada”. Lanjut pria itu.
“ini bukan perasaan cinta. Tapi ini perasaan, yang tak ingin kehilangan dan memiliki dia.” kataku.
Pria itu mulai mengucap sesuatu dari mulutnya.
“Basement, tower kampus, jam 7 malam.” Aku melepas cengkramanku.
“Kenapa Melody bisa ada disana? Dengan siapa Melody disana?”
“Jangan mencari tahu jawaban yang tidak ingin kau tahu.”
Aku berdiri meninggalkan pria itu. Saat berjalan, pria itu berteriak kecil padaku.
“Kau bisa cari Melody yang lain.” Aku melanjutkan jalanku dan menghiraukan dia.
*
Malam tiba. Aku mulai masuk ke basement tower kampusku. Di lorong itu, aku berdiri sendiri. Tidak ada orang lain. Berkali-kali aku melihat jam tanganku. Penasaran aku menanti siapa orang yang membawa Melody.
Dari arah belakangku, ada seorang temanku. Temanku dari awal masuk kuliah. Ia berjalan ke arahku sambil membawa Melody. Melody masih bisa tersenyum manis padaku. Tapi kali ini dia diam tak bersuara.
“Melody...” kataku sambil menatap senyum manisnya.
“Hebat, gue kira lo ngga bakal sanggup lewatin preman – preman gang itu” Kata temanku itu.
“Jadi, preman sama orang yang tadi?” Tanyaku heran
“Iya, ini semua rencana gue buat dapetin Melody. Kita emang temenan dari dulu. Tapi kalo masalah Melody, keberuntungan lo milikin dia cukup sampe malem ini.” Kata temanku.
“Serahin Melody ke gue!!” mintaku pada temanku.
Ia hanya tersenyum. Tiba-tiba, “DUGG!!” aku pingsan.
*
Sebuah percikan air muncrat di wajahku. Aku duduk dan diikat disebuah kursi. Didepanku ada 3 preman gang dan temanku.
“Dimana Melody?”. Tanyaku keras pada orang – orang itu.
”Melody sekarang udah jadi milik gue. Gue harap lo gak usah cari dia lagi. Atau gue Dor kepala lo” Ancam temanku padaku. Sebuah pistol berada di depan wajahku.
“Gue dapetin Melody susah payah, dan sekarang lo pengen ngerebut dia dengan cara kayak gini? Mending lo pecahin kepala gue daripada gue liat lo sama Melody dengan cara kayak gini.”
“DOR!!!!” sebuah peluru masuk ke kepalaku. Ujung pistol itu masih berasap. Aku tersungkur jatuh. Terlihat darah berlumuran di lantai. Tatapanku makin gelap. Yang bisa kulihat dan kurasa hanya sebatas Melody.
Read more: http://www.jkt48fans.com/2012/09/sebatas-melody.html#ixzz2Yh0d3zUs
Categories
JKT48 FANFICT
Nabilah,Mau Kemana?
Beberapa menit lagi bus yang aku tumpangi dengan keberangkatan ke Yogyakarta akan berangkat, dan aku menunggu keberangkatan dengan earphone di telingaku dan handphone untuk memutar lagu. Tidak beberapa lama bus yang aku naikipun berangkat dan akupun mulai terlelap sesaat setelahnya. Tak terasa sekitar 4 jam berlalu karena aku yang tidur terlalu lelap mungkin, akupun sampai di terminal Giwangan Yogyakarta untuk selanjutnya mencari penginapan yang dekat dengan lokasi tempat tes berlangsung. Karna di Jogja, aku bukan untuk bermain-main atau untuk sekedar liburan, aku mengikuti tes seleksi untuk masuk perguruan tinnggi.
Setelah mencari beberapa lama bahakan sampai berputar-putar di kota yang cukup besar itu, aku tidak menemukan penginapan yang pas untukku bermalam. Dan akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke lokasi ujian dan coba untuk meminta izin bermalam. Untuk sampai ke lokasi ujian aku menaiki angkutan umum yang ada di sana yaitu Trans Jogja yang hampir mirip dengan Trans yang ada di Jakarta. Sambil menunggu kedatangan bus, aku mulai memainkan musik player yang ada di handphoneku. Saat itu juga tak kusangka seorang gadis cantik dengan bawaan yang cukup banyak duduk disebelahku yang sepertinya dia juga sedang menunggu bus. Hatikupun mulai bergejolak, ingin rasanya aku bisa berkenalan dengannya. Tapi aku urungkan niatku itu karna memang aku tak punya cukup keberanian untuk berkenalan dengannya.
Akhirnya setelah menunggu cukup lama, bus yang akan kunaikipun datang. Langsung saja aku bergegas masuk agar bisa mendapat tempat duduk yang nyaman. Lagi-lagi entah kebutalan atau apa, gadis cantik tadi rupanya searah denganku dan diapun duduk disampingku untuk kedua kalinya. “ini mimpi atau apa ya, ngga nyangka bisa 2 kali duduk sebelahan sama cewe, cantik lagi” bisikku dalam hati. Dan untuk kali ini aku cuba untuk kalahin rasa malu dan takutku untuk caba bisa kenalan sama cewe itu. Mengapa perasaanku jadi berat begini sesaat aku akan mengucapkan sepatah kata kepadanya. Dan lagi-lagi aku urungkan niatku itu karna memang aku ini tipe orang yang pemalu, apalagi kalo didepan cewe.
Sambil menunggu pemberhentian berikutnya gadis tadi justru memulai pembicaraan terlebih dulu dia bertanya
“Mas mas, boleh nanya?” kata wanita itu sambil melihat ke arahku.
“Eh.. iya iya boleh, mau nanya apa ya?” dengan agak terkejut aku menjawap pertanyaanya. Rupanya pertanyaan gadis itu memecahkan lamunanku tentang dirinya.
“Ini mas, ini bus berhenti di terminal condong caturkan?” lanjut pertanyaanya.
“Oh.. condong catur, iya berhenti disana kok nanti. Kebetulan aku juga mau kesana tuh..” aku menjawab pertanyaanya. Walaupun aku tidak terlalu sering ke Jogja, tapi aku tau beberapa tempat, berbekal pengalaman muter-muter nyari penginepan tadi. Dan meskipun sebenarnya aku seharusnya berhenti di halte sebelum terminal itu, tapi ngga papalah buat modus lumayankan bisa kenalan sama cewe, pikirku.
“Oh.. gitu ya, makasih..” jawabnya singkat disertai dengan senyuman manis. Dengan dia tersenyum seperti itu saja membuatku serasa melayang diudara menembus langgit ketujuh tempatnya para dewa-dewa pada kumpul, ngga segitunya juga kali haha... setelah jawaban terakhirnya tadi, seolah membuatku pupus harapan untuk bisa sekedar berkenalan dengannya. Karna setelah itu aku tak punya kata-kata lagi untukku katakan padanya.
Sesampainya di terminal condong catur, gadis itu bergegas turun begitupun dengan aku. Gadis itu sepertinya sedang menunggu seseorang yang akan menjemputnya. Dan kali ini aku coba beranikan diri untuk memulai pembicaraan lebih dulu, karena jika aku biarkan akan tetap sama, aku tak akan bisa kenal dengan gadis itu.
“Eh.. kalo boleh tau kamu lagi nunggin siapa? Jemputan?” tanyaku sedikit ragu dan gugup.
“Iya, aku lagi nunggu jemputan.” jawabnya singkat.
“Emang ada acara apa ke Jogja?” tanyaku lagi.
“Ya ngga papakan, cuma main aja kesini, disini aku ke rumah saudaraku.” Terangnya.
Jawaban terakhirnya membuatku sedikit putus asa, karena aku mulai speachless dan bingung akan bertanya apa lagi padanya. Kemudian ketika aku bingung mau basa-basi apa lagi, dia mulai bertanya padaku,
“Kalo kamu ngapain ke Jogja? Aku tau kamu juga bukan orang sinikan?” tanya dia padaku.
“Tau aja kalo aku bukan orang Jogja, aku kesini mau ikut seleksi perguruan tinggi, nah tesnya disini.”
“Oh gitu, yaudah semoga bisa diterima ya.”
“Iya makasih ya.”
“Yaudah aku duluan ya, aku udah dijemput tuh, makasih ya udah mau nemenin..”
“Santai kali, yaudah sanah entar jemputanmu nunggu kelamaan lagi..”
Gadis itupun akhirnya pergi, dan akupun harus melanjutkan perjalanan ke lokasi ujian berlangsung untuk sekedar menginap dan beristirahat. Aku memutuskan untuk menggunakan taxi untuk kesana. Di dalam taxi aku baru ingat, “aduh.. aku lupa nanya siapa namanya, ah emang sial.” Kataku sedikit kecewa. Sesampai di lokasi, hal yang pertama aku lakukan adalah mencari Masjid untukku beribadah dan berencana untuk bermalam di dalam Masjid, dan rupanya ngga sedikit orang yang memutuskan untuk bermalam di masjid itu juga.
Malam telah berlalu dengan aku yang ngga bisa tidur gara-gara kepikiran sama gadis di terminal kemarin. Waktu sudah menunjukan pukul 07.00 itu berarti aku sebentar lagi akan melaksanakan ujian. Pada pukul 11.00 ujian ku telah berakhir, setelah ujian itu yang ada dipikiranku cuma jalan-jalan ke Malioboro, mumpung lagi di Jogja. Setelah sampai, aku turun dari bus kota dan langsung mencari beberapa barang yang aku inginkan. Setelah dapet beberapa, tiba-tiba aku liat gadis itu lagi.
“Kayak ngga asing sama tu cewek..” Kataku penasaran. Lalu aku mendekat, dan rupanya memang benar, dia adalah gadis yang kemarin di terminal. Langsung aja aku sapa.
“Hai.. inget aku ngga?” tanyaku mencoba untuk akrab.
“Kamu yang di terminal kemarinkan?” tanyanya sekaligus menjawab pertanyaanku.
“Haha.. iya, masih inget juga, eh kamu mau kemana?” sambungku lagi, walaupun masih sedikit canggung tapi aku coba untuk keliatan santai.
“Mau jalan-jalan aja kesini, tadinya aku bareng sama saudara-saudaraku tapi aku malah misah sendiri, jadi kaya orang ilang gini..” Ia menjawab pertanyaanku, sepertinya dia sudah mulai terbiasa denganku.
“Nyasar ya? Haha, mau aku temenin? Sambil nyari sodara kamu..” sambil sedikit menggodanya.
“Boleh, buat yang kemarin sekali lagi makasih ya, udah mau nemenin.”
“Iya santai kali, cuma nemenin doang aja kok, eh kita ngobrol-ngobrol gini tapi aku belum tau nama kamu, kalo boleh tau nama kamu siapa?” akhirnya aku menanyakan namanya.
“Oh.. iya ya kita udah akrab gini, tapi belum tau nama masing-masing, aku Nabilah, kalo kamu?” menanyakan balik namaku.
“Aku Dias, yaudah kita langsung aja cari yuk.”
Sambil berjalan dan mencari saudara Nabilah kami menjadi semakin akrab karena obrolan dan candaan-candaan di perjalanan itu. Walaupun obrolan kami lebih banyak didominasi sama Nabilah, karena emang dia orangnya yang ceerewet tapi justri itu yang malah buat aku menjadi suka sama dia. Cukup lama kami menyusuri jalan di Malioboro tapi kami tetap tidak bertemu dengan saudara-saudara Nabilah. Lelah mencari aku memutuskan untuk mengajaknya makan di sekitar emperan jalan Malioboro.
“Eh Bil, kita makan aja dulu yuk, kamu juga belum makan siangkan dari tadi.”
“Iya si, yaudah ayo.”
“Kita makan deket halte itu aja ya, buat kali ini aku yang bayarin dah.”
“Loh, kok jadi kamu yang bayarin?”
“Ya.. ngga papakan, itung-itung buat salam perkenalan dari aku aja.”
“Ah ngga usah la, ngga enak juga sama kamu, kamu udah baik banget sama aku.”
“Udah ngga papa santai aja kali, jarang-jarang nih aku mau bayarin orang. Soalnya aku yang biasa di bayarin orang haha..” jawabku meyakinkan Nabilah.
Tanpa sadar sepertinya aku mulai jatuh cinta kepada gadis yang pertama kali aku temui di halte kemarin. Dengan pikiran seenaknya, aku memikirkan hal seperti itu. Ngga lama setelah kami selesai makan, Nabilah mendapat sms dari saudaranya yang katanya juga mencari Nabilah, karena ngga ketemu juga jadi mereka pikir kalau Nabilah sudah pulang duluan jadi saudara-saudaranya segera menyusulnya kerumah.
“Trus gimana? Mau pulang sekarang?” aku bertanya padanya
“Udah nanti aja lah, lagian aku juga udah tau kalau meraka udah sampai rumah, aku masih mau jalan-jalan di sini, temenin aku ya.”
“Yaudah terserah kamu aja dah, aku mah ngikut aja.”
Tidak terasa makin lama, aku dan Nabilah menjadi semakin akrab dan aku bisa kenal Nabilah lebih deket, tapi waktu yang ngga ngijinin aku untuk bisa lebih lama lagi bersama Nabilah. Karena aku juga harus pulang ke kota asalku
“Yaudah Yas, kita pulang yuk udah sore nih.”
“Ya ayo, aku anter kamu ya, udah mau gelap gini takutnya ada apa-apa.”
“Oke, maksih ya.”
Kami berdua pergi ke halte terdekat dan menunggu bus ke terminal condong catur.
“Eh Yas, sekali lagi makasih ya, udah baik banget sama aku gini, aku jadi ngga enak sama kamu, padahal kita baru aja kenal, tapi kok kaya aku udah kenal kamu lama ya..” Nabilah mengatakan itu kepadaku sambil tersenyum
Aku hanya bisa tersenyum sendiri salah tingkah, sambil berbisik “senyummu itu memang sangat manis Nabilah”
“Apa? Kamu bilang apa tadi?”
“Hah? Aku ngga bilang apa-apa kok..” aku yang terkejut rupanya dia mendengar aku berbisik tadi. Nabilah yang merasa sangat penasaran terus saja memojokanku untuk mengatakannya lagi, dan aku hanya diam dan coba untuk mengalihkan pembicaraan. Setelah sampai di terminal aku terpaksa mengantarnya lagi sampai ke rumah saudaranya dengan berjalan kaki karena kendaraan yang dipakai saudaranya untuk menjemput Nabilah masih dipakai pamannya bekerja.
“Masih kuat jalan ngga?”
“Aduh, cape juga jalan-jalan seharian.”
“Yaudah sini aku gendong, kasian anak manis kecapean ya.” Godaku.
“Yee.. siapa yang kecapean, aku masih kuat jalan kali..”
Tiba-tiba kaki Nabilah terkilir dan terpaksa aku harus menggendongnya sampai rumah. Walaupun memang aku juga merasa sangat lelah.
“Dias, maaf ya jadi sering ngrepotin kamu terus kaya gini.”
“Udah ngga papa slow, kapan lagi bisa gendong cewe cantik kaya gini haha..”
“Ohh dasar, cari-cari kesempatan juga ternyata ya, jewer nih..” kata Nabilah sambil menarik kupingku. Tak berapa lama kemudian sampailah di rumah saudara Nabilah.
“Eh Nab, bentar lagikan aku pulang ke rumah nih, aku boleh minta no. Handphone kamu ngga? Ya buat komunikasi aja sama kamu kalo lagi kangen hehe..”
“Oh iya boleh, nih catet.”
Setelah aku mencatat no. yang diberikan Nabilah, sambil melambaikan tangan dan mengucap salam perpisahan aku langsung bergegas ke terminal Giwangan supaya tidak terlalu larut, soalnya kalo kemaleman ngga ada kendaraan buat aku pulang ke rumah nantinya. Dan akupun pulang ke kota asalku dengan kenangan yang tak akan mungkin bisa ku lupakan begitu saja. Karena bersama dirimu saja I’m so satisfied.
“Bisa menjadi teman dekat Nabilah adalah hal terbaik kedua dalam perjalanan pertemananku. Bertemu dengannya adalah yang pertama..”
Read more: http://www.jkt48fans.com/2013/05/nabilah-mau-kemana.html#ixzz2YgrorS7E
Categories
JKT48 FANFICT
HANYA TEMAN BIASA
Siang itu cuaca sangatlah terik, di perempatan lampu merah itu aku menunggu angkutan umum,sembari menunggu angkutan umum yang tak kunjung datang sesekali aku melamun tentang nilai nilai yang ku dapat tadi disekolah, di tengah lamunan terlihat dari jauh sesosok perempuan yang sangat cantik yang sedang turun dari mobil mewahnya dan langsung memberikan sejumlah uang kepada bapak-bapak tua yang sedang terduduk lemah dengan tanpa kaki.
Perempuan itu memberikan sebagian rizki nya kepada bapak-bapak itu dengan senyuman yang sangat indah, aku yang berada disebrang dimana bapak-bapak itu duduk hanya bisa melihat senyuman yang sangat indah dari kejauhan."Malaikat apa yang baru saja aku lihat" ucapku dalam hati.
Dan tak lama angkutan umum pun datang dan aku pun segera naik, di sepanjang perjalanan yang tadinya aku melamun tentang nilai nilai mata pelajaran berubah menjadi perempuan yang barusan ku lihat, tidak hanya cantik parasnya tetapi hati perempuan itu tidak kalah cantik dari parasnya.
"Assalamualaikum."
Dan ibu ku yang sudah menantikan kepulangan ku membalas..
"Walaikumsalam, tadi dapet nilai berapa disekolah nak?"
"Nilai Malaikat cantik bu.." Jawabku yang sedang setengah melamun.
"Nilai Malaikat cantik???" Ibuku kaget.
"Bukan-bukan bu,maksudnya tadi aku dapet nilai matematikanya cantik.."
Aku pun langsung buru-buru melepas seragam dan sepatu sekolah dan pergi ke kamar. Di dalam kamar aku berusaha untuk tidak membayangkan lagi perempuan yang aku temui tadi di lampu merah itu, dan segera mengerjakan soal remedial matematika
Keesokan harinya disekolah setelah pembacaan tadarus Al-Qur'an disekolah ku selesai, wali kelas kami datang menghampiri kelas dan memberitahukan akan ada siswi baru yang akan menjadi teman baru kami.
"Assalamualaikum anak-anak, bapak kesini cuma pengen kasih tau ke kalian kalo hari ini kalian bakal ada teman baru,namanya Nabilah."
"Wooooooooooo.." yang lain bersorak tetapi aku tidak peduli dan tetap meneruskan pembacaan tadarus Al-Qur'an yang tadi belum sempat aku baca.
Nabilah pun masuk ke ruang kelas dan memperkenalkan dirinya di depan kelas,
"Halooooo teman teman namaku Nabilah Ratna Ayu Azalia panggil saja aku Nabilah , let's have fun together yaa.."
"Haii Nabilahh, haloo Nabilahh, Nabilahhh.." teman-teman bersorak, aku tetap tidak memperhatikan.
"Sodaqalllahhuladzim.." lalu ku cium Al-Qur'an yang telah kubaca. Setelah mengarahkan penglihatan dari Al-Qur'an ke arah depan kelas, "Subhanalllah" ucapku. Spontan "Itukan yang waktu itu di perempatan lampu merah.." dalam hati ku katakana.
Setelah memperkenalkan dirinya di depan kelas pak guru menunjuk kursi yang akan di duduki oleh Nabilah, dan ternyata Pak Guru menunjuk ke arah ku akupun langsung melihat sekitar dan ternyata kursi sebelah ku kosong.
Kaki ku pun bergetar ketika Nabilah berjalan ke arah kursi yang berada tepat disamping kursi ku. Ketika sudah duduk disamping aku pun hanya bisa mengangguk-angguk apa yang Nabilah katakan.
"Kamu kenapa kok kayaknya ketakutan kayak ngeliat zombie gitu?" tanya Nabilah.
"Engggg, engnggakk papa kok ini cuman nahan buang air kecil doang kok.." jawab ku.
"Yaudah sana ke toilet dulu sebentar.."
"Aaaa? Nggak jadi kok nggak jadi pengen buang air kecil hehehe, oh iya waktu kemarin siang kamu yang ngasih uang ke bapak-bapak pengemis yang ada di lampu merah itu ya?
"Ada ada aja kamu, ohh yang itu kamu ngeliat aku waktu itu? Engga itu cuman sebagian uang jajan ku doang kok.."
"Iya kemarin waktu aku nunggu angkutan umum aku ngeliat kamu hehehe.."
Bel istirahatpun berbunyi seperti biasa aku hanya memakan bekal yang ku bawa dari rumah pada waktu istirahat, sedangkan anak-anak yang lain semua pergi keluar kelas untuk pergi ke kantin dan lapangan, tetapi tidak dengan Nabilah dia tetap berada di samping ku sambil memakan bekal yang dia bawa juga dan memainkan game yang ada di gadget nya.
Dikelas hanya tinggal kami berdua, setelah aku dan dia selesai memakan bekal, aku lantas ditawari untuk memaikan game yang ada di gadgetnya, karena aku pun penasaran maka aku coba.
"Ini game apa kok seru ya? Hehehe.."
"Itu namanya Vector , masa belum pernah mainin sih?"
"Oooh, vector hehehe belum.." jawabku sambil menggaruk kepala.
Bel masuk pun kembali berbunyi dan anak-anak semua memasuki ruang kelas kembali. Pelajaran demi pelajaran pun berganti dan tak terasa Bel pulang sekolah berbunyi.
Seperti biasa aku menunggu angkutan umum yang biasa ku tumpangi, disaat aku menunggu berhenti sebuah mobil mewah yang rasanya pernah aku lihat.
"Inikan mobil yang Nabilah naiki kemarin siang.."
Dan ternyata benar dari dalam mobil seorang perempuan berteriak.
"Masuk ayo cepetan aku anterin pulangnya, cepetan masuk dibelakang macet nih.."
Tanpa banyak fikir pun aku langsung memasuki mobil itu.
"Kamu biasanya kalo pulang emang nungguin angkutan umum?"
Seperti suara Nabilah, setelah aku menutup kembali pintu mobil dan menengok ke arah datangnya suara itu dan ternyata benar itu Nabilah.
"Emm.. Emm.. Enggak biasanya naik sepeda, tapi sepedanya lagi nggak enak dipake aja hari ini.."
"Ohhh, gitu suka naik sepeda juga ya?"
"Ehehhe iya.."
"Rumah kamu kearah mana?"
"Emangnya kenapa? Nggak usah dianterin ke rumah aku, nggak enak aku, turun dirumah kamu aja gapapa, nanti aku pulang sendiri dari rumah kamu itu.."
"Hemm, bener nih? Yaudah deh.."
Dan ketika diperjalanan ada yang aneh, arah perjalanan ini persis sama seperti arah kerumah ku. Dan akhirnya tak lama sampai, dan ternyata benar tempat yang aku turun sekarang ini tidak berada jauh dari rumah ku, hanya berjarak sekitar 480 meter.
"Ehem, Nabilah makasih banyak ya tumpangannya, aku pamit pulang dulu.."
"Iya sama-sama, bener nih nggak mau aku anter ke rumah kamu?
"Iyaa gapapa rumah ku deket kok dari sini...Assalamualaikum.."
"Walaikumsalam.."
Akhirnya aku sampai dirumah ku, dan langsung menuju ke kamar untuk berisitirahat.
Keesokan harinya lagi aku berangkat kesekolah kali ini dengan menggunakan sepeda dengan wajah ceriah. Sesampai disekolah ternyata Nabilah datang yang paling pertama, padahal sebelumnya aku lah yang paling pertama datang ke sekolah.
"Kamu udah ngerjain pr matematika belum?"
"Pr yang mana Bil?" jawabku dengan muka gelisah.
"Yang disuruh kerjain soal Pitagoras.."
"Ohh yang itu, aku lupaaa, kamu emang udah?" tanyaku sambil menepuk jidat.
"Samaa aku juga lupa.." jawabnya sambil menepuk jidat juga.
"Kita kerjain bareng-bareng sekarang aja yuk.." ucapku sambil tersenyum licik kecil.
"Yaudahh yuk daripada enggak sama sekali.."
20 menit berlalu dan akhirnya PR ini sudah selesai, padahal sebelumnya jika aku mengerjakan PR sendiri bisa sampai 2 jam lebih.
"Alhamdulillah selesai.." ucap Nabilah.
"Huftt alhamdulillah ya, ini mah soalnya gampang.."
"Yeee iyalah kan kita kerjainnya berdua jadi gampang, kakek ku yang dirumah juga tahu.." jawab Nabilah spontan.
"Haha tuhh tahu.." sambung ku sambil tertawa dan senyum bahagia.
Mata Pelajaran demi mata pelajaran berganti dan jam dinding kelas telah menunjukkan pukul 02.00 siang, dan bel pulang pun berbunyi. Aku pun langsung berlari menuju tempat dimana sepeda ku parkir. Setelah mengambil sepeda itu aku melihat Nabilah yang sedang duduk sendiri dengan muka bingung.
"Nabilah kamu kenapa? Nggak pulang?" ku hampiri dia.
"Bukannya nggak pulang aku bingung pulang sama siapa, jemputanku enggak bisa jemput aku hari ini.."
"Tenang kan ada aku disini hehehe, tapi aku cuman bawa sepeda satu, gimana kalo kamu yang naik sepeda ini terus akunya jalan ngikutin kamu dari belakang?"
"Ahhh engga ah, kalo seperti itu namanya aku nggak tahu diri, aku naik dibelakang sepedamu aja, kan ada tempat duduknya.."
"Bener nih? Kalau naik sepeda aku jalannya nggak secepet naik mobil kamu, udaranya juga nggak sesejuk ac didalem mobil kamu, nanti kepanasan loh.."
"Lebay kamu! Udah ayo jalan.." teriaknya sambil mendorong sepeda dengan semangat.
Ku selalu tertawa dibagian belakang sepeda.
Yang kita naiki berdua, aku diam diam berbisik.
Sepanjang perjalanan sangatlah indah, dipenuhi dengan candaan-candaan kecil yang membuat satu sama lain tertawa bahagia dan memancarkan senyum yang sangat indah. Ketika aku menoleh ke arah belakang Nabilah melihatkan senyum indah nya ke arah ku yang sama persis kepada bapak-bapak yang ada di lampu merah waktu itu, aku hanya bisa tersenyum kecil melihat senyum nya.
Dan setelah melewati perjalanan yang cukup jauh aku sampai dirumah Nabilah.
"Makasihh ya udah nganterin aku pulang, makasih juga sepeda nya.. "
"Iya sama sama, ah cuman sepeda biasa kok, aku pamit dulu ya, Assalamualaikum.."
"Bukan masalah sepedanya tetapi perjalanannya , Walaikumsalam.."
Sekali lagi Nabilah melihatkan senyumannya itu ke arah ku, aku tidak bisa melihat lama-lama senyuman itu karena cuaca yang semakin mendung yang mengharuskan aku cepat cepat tiba dirumah.
Aku pun sampai dirumah dan seperti kebiasaan ku langsung pergi ke kamar untuk beristirahat, sambil berbaring ditempat tidur aku terus melamun tentang perjalanan sepeda yang aku naiki berdua dengan Nabilah tadi, aku pun tidak malu malu tersenyum sendiri di kamar.
Hari demi hari pun berlalu, kita semakin akrab dan saling terbuka satu sama lain, tak jarang kita pun bersepeda dengan sepeda yang biasa kita naiki berdua.
Suatu hari ketika pelajaran Matematika dikelas berlangsung, ada seseorang yang mengaku menjadi asisten dari Nabilah mengatakan kepada ibu guru untuk menjemput Nabilah.
"Ibu permisi, kita dari JKT48 Operation Team ingin menjemput Nabilah sekarang karena JKT48 akan membuat shooting iklan terbaru , mohon maaf ya bu ini dadakan.."
Nabilah pun langsung bergegas membereskan peralatan sekolahnya ke dalam kelas dan tidak berkata apa-apa kepadaku hanya tersenyum kecil.
Selama ini Nabilah tidak pernah cerita tentang JKT48, aku pun tidak tau kalau Nabilah merupakan member dari Idol Group JKT48 dia tidak pernah menceritakan ini sebelumnya, aku agak sedikit kecewa karena hanya hal ini Nabilah tidak terbuka.
Aku berfikir sesekali untuk mengutarakan perasaan ku kepada Nabilah semenjak pertama kali aku melihat senyumannya di perempatan lampu merah itu, namun aku merasa tidak bisa dan sangatlah malu untuk mengucapkannya, apalagi ketika dia tersenyum ,senyuman itu membuat fikiran ku menjadi buyar dan tidak fokus.
"Aku akan menyatakannya besok.." dalam hati mantap ku katakan.
Keesokan harinya, ini lah hari yang mendebarkan dan yang ditunggu tunggu bagiku, seperti biasa ketika aku datang ke sekolah sudah terlihat Nabilah duduk manis dikursi sebelahku, kami pun mengikuti pelajaran demi pelajaran jam demi jam dengan baik.
Dan akhirnya Bel pulang sekolah pun di bunyikan,seperti biasa kita pulang naik sepeda.
"Kamu tunggu sini aja ya,aku ambil sepedanya dulu" dan seperti biasa Nabilah hanya tersenyum.
"Ayuk naik, sepedanya baru aku cat loh kemarin, nihh bagus kan??" tanyaku untuk menceriakan suasana.
"Iya bagus kok.." jawabnya dengan muka anggak gelisah.
"Ehm, kamu kenapa kok mukanya begitu?” tanya ku penasaran.
"Mmmmm, maaf ya soal kemarin.."
"Soal yang mana?" makin penasaran.
"Yang waktu itu aku dijemput pulang buat latihan shooting iklan, yang tentang JKT48, maaf ya aku nggak pernah cerita sama kamu, jadi aku sekarang pengen ceritain semuanya tentang JKT48.." Nabilah menyesali.
Aku hanya mengangguk dengan muka penasaran.
"Jadi JKT48 itu Idol Group, aku merupakan salah satu member dari Idol Group itu , aku waktu itu iseng-iseng mencoba ikut audisinya dan tidak ku sangka aku berhasil, aku diterima, aku di JKT48 kurang lebih sudah 1 tahun.." jawabnya gelisah.
"Ehem, ehem, terus?" tanya ku semakin besar penasaran ku karena seperti nya ada hal yang tidak enak.
"Di JKT48 itu ada suatu golden rules yang melarangkan para member JKT48 untuk berpacaran termasuk juga aku, dengan alasan untuk memfokuskan para member di jalan idol yang mereka jalanin.." terangnya dengan muka gelisah dan gugup.
"Ohh, begitu ya udah nggak papa kan, kan kita temenan bukan pacaran.." jawabku dengan ekspresi senang yang dibuat-buat.
Rasanya seperti ada petir yang menyambar ke arah hati ini, suasana yang tadinya cerita seceria bunga sakura yang akan mekar berubah menjadi kelam gulita. Yang tadinya ingin ku keluarkan semua perasaan ini yang telah kusimpan telah lama dihati ini ternyata akan terus menerus membangkai dan membusuk di hati ini.
"Bener nggak papa? Kok aku kayaknya ngerasa yang nggak enak disini ya, aku tahu perasaan kamu gimana, tapi maaf ya mau gimana lagi, aku tau kamu suka sama aku, aku sangat berterima kasih sama perasaan kamu. Aku janji suatu saat nanti aku akan balik lagi ke kamu, tapi entah kapan tetapi yang pasti aku akan kembali.."
"Lebay kamu! Udah ayo jalan.." kataku mirip seperti apa yang pernah ia katakana kepadaku. Sambil mengayuh sepeda, dengan hati yang sangat hancur.
~ END ~
Read more: http://www.jkt48fans.com/2013/07/hanya-teman-biasa.html#ixzz2Ygo5lEbj
Categories
JKT48 FANFICT
Lirik Lagu JKT48 - JKT48
Yang menarik di Jakarta Monas Ancol dan Dufan
Taman Ismail Marzuki Planetarium
Datang Ayo datanglah ke FX Sudirman berjalan keliling taman mini
Yang di situ Gelora Bung Karno
Ragunan ada disana
Disana ada perempuan pun pergi ke shopping Mall Bundaran HI Kemang Kuningan
Senayan sampai Mangga Dua
Kami Jakarta Fourty Eight
Ayo datanglah dan temui Kami
Jadilah seperti hal yang Kami semua
Kami mohon
Right? Right?
Kami Jakarta Fourty Eight
Ayo datanglah dan temui Kami
Kami semua mengejar mimpi di tempat ini
Tolong dukunglah kami
Kami Jakarta Fourty Eight
Ayo datanglah dan temui Kami
Jadilah seperti hal yang Kami semua
Kami mohon
Right? Right?
Kami Jakarta Fourty Eight
Ayo datanglah dan temui Kami
Kami semua mengejar mimpi di tempat ini
Tolong dukunglah kami
Kami Jakarta Fourty Eight
Kami Jakarta Fourty Eight
Kami Jakarta Fourty Eight
Kami Jakarta Fourty Eight
Categories
JKT48,
Lirik Lagu
Lirik Lagu JKT48 - JKT Sanjou (JKT Tiba)
Tak cocok untuk
Bisa terus hidup
Membosankan saja
Melihat mimpi
Sepertinya akan terluka
Merepotkan saja
Tak melakukan apapun
Tertiup Angin
Ingin menjadi pasir
Juga melupakan
Air mata yang mengalir
Hari tanpa bersemangat
Entah darimana kepalan tangan seakan terangkat tinggi
Suaranya pun juga terdengar
Teriakan
Yang mengetuk, Mengetuk pintu hati
We Are JKT,
Semangat maakusu
Yang dahulu pernah hilang
Oh! Emotion itu ingatlah
Ayo pergi
We Are JKT,
Semangat maakusu
Berlari di sekujur tubuh
Aliran darah panas ini
Ayolah dobrak masa depan
Waktu masih kecil
Daripada di kejar
Akulah yang mengejar
Entah sejak kapankah
Ku berhenti berlari
Hanya berjalan saja
Apabila hal baik
Tak ada satu pun,
Tunduk lihat ke bawah
Yang sudah lelah untuk
Mempercayainya
Bukan hanya diriku
Saat ini berdiri
Bagaikan ingin menembus sesuatu
Merasakan detak jantung dari
Siapa yang
Waktunya telah tiba untuk berjuang
We are JKT
Kesatuan Fourty Eight
Ayo kembalikanlah
Mimpi yang dulu terus tersimpan!
Yosshaaa
We are JKT
Kesatuan Fourty Eight
Yang berkilauan bukanlah
Keringat yang jatuh, tetapi
Ada jiwa yang membara
Mengetuk pintu hati
We are JKT
Semangat maakusu
Yang dahulu pernah hilang
Oh! Emotion itu ingatlah
Ayo pergi!
We are JKT
Semangat maakusu
Berlari di sekujur tubuh
Aliran darah panas ini
Ayolah dobrak masa depan!
Categories
JKT48,
Lirik Lagu
Lirik Lagu JKT48-Viva Huricane
Saat Aku menyadarinya
Rambut panjang milikmu itu
Terangkat di kibas oleh angin
Mentari dan langit hilang (cloud cloud cloud)
Bayangan sesuatu mendekat
Lalu cuaca mendadak berubah
Sebelum kedua kelopak mata bertemu
Tanpa di sadari kita telah berubah menjadi bagai tropis oh....
Reff 1:
Viva! Hurricane
Aku yang terbelenggu,
oleh pusaran dari emosi saat ini lautan hati bergejolak
Tanpa ku sadar
Hujan angin datang menghempas
Dan mulai menyerang diriku
Perasaan tak dapat berhenti
Ekspansi yang tak terpikirkan
Ramalan cuaca yang salah
Di dalam lubuk hati ini
denyut maksimum yang meninggi
Dengan sangat nakal bandel (rush rush rush)
sambil memukul jatuh tumbuhan
Hati ini juga menjadi liar
ujung jari bisakah
menyentuh atau tidak
Dan usahamu perlahan membesar lalu
mengarah ke utara oh....
Viva! Hurricane
diriku yang sepertinya
kan diterbangkan angin yang marah
sudah jadi yang terbesar dalam sejarah
Dan harga diri
kaki ini mulai goyah
seperti kan kehilangan semua
tetapi tidak dapat di bendung
Awww...
*back to reff 1
Categories
JKT48,
Lirik Lagu
Rabu, 10 Juli 2013
Not Pianika Aitakatta-JKT48
AITAKATTA
5551 5551 5551 2
Aitakatta! Aitakatta! Aitakatta! YES!
5551 5551 5551 2
Aitakatta! Aitakatta! Aitakatta! YES!
Aitakatta! Aitakatta! Aitakatta! YES!
171
Denganmu....
Denganmu....
5551 54345 633
Bersepeda aku menanjaki bukit itu
431 43 121345
Sekuat tenaga ku kayuh pedalnya
Sekuat tenaga ku kayuh pedalnya
5551 54345 633
Angin pun mulai menghembus kemejaku
Angin pun mulai menghembus kemejaku
431 43121
Ku rasa masih kurang cepat
Ku rasa masih kurang cepat
51 7655
Akhirnya kusadari
Akhirnya kusadari
51 7671
P'rasaan sebenarnya
P'rasaan sebenarnya
5176 5671
Ingin jalani sejujurnya
17644 44555
Ingin jalani sejujurnya
17644 44555
Hanya di jalan ini
115 5
ku akan terus berlari
17634 1171765
17634 1171765
Kamu berharga lebih dari siapa pun
17634 1177671
17634 1177671
Walau kau tolak tak akan ku sesali
17634 1171765
17634 1171765
Kamu berharga lebih dari siapa pun
17634 1177671
17634 1177671
Tadinya ku ingin ungkapkan rasa ini
Jika ku suka, kan ku katakan suka
Tak kututupi, kukatakan sejujurnya
Jika ku suka, kan ku katakan suka
Dari hatiku, dengan tulus kukatakan
La La La La La
La La La La La La La
La La La La La
La La La La La La La
La La La La La
La La La La La La La
La La La La La
La La La La La La La
Aitakatta! Aitakatta! Aitakatta! YES!
Aitakatta! Aitakatta! Aitakatta! YES!
Denganmu....
Aitakatta
Jika ku suka, kan ku katakan suka
Tak kututupi, kukatakan sejujurnya
Jika ku suka, kan ku katakan suka
Dari hatiku, dengan tulus kukatakan
La La La La La
La La La La La La La
La La La La La
La La La La La La La
La La La La La
La La La La La La La
La La La La La
La La La La La La La
Aitakatta! Aitakatta! Aitakatta! YES!
Aitakatta! Aitakatta! Aitakatta! YES!
Denganmu....
Aitakatta
Categories
JKT48
Langganan:
Postingan (Atom)